Skip to main content

Subnetting CIDR


CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai subnetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
CIDR memakai network prefix dengan panjang tertentu. Network prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai network ID. Contoh dari penulisan dari network previx adalah /18dibelakang ip address. Contoh : 202.168.0.1 /18.CIDR.

Tabel CIDR
subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu :
kelas C : /25 sampai /30 (/25, /26, /27, /28, /29, /30)

kelas B : /17 sampai /30 (/17, /18, /19, /20, /21, /22, /23, /24, /25, /26, /27, /28, /29, /30)

kelas A : sampai subnet mask dari /8 sampai /30(/8,/9,/10,/11,/12,/13,/14,/15,/16,/17,/18,/19,/20,/21,/22,/23,/24,/25,/26,/27,/28,/29,/30)

Subnetting pada IP ADDRESS kelas C
Subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pada kelas C adalah /25 sampai /30
Misalkan Network Address 192.168.1.0/26.
Disini kita akan coba mencari tahu Jumlah subnetJumlah Host per subnetBlok subnet, dan alamatHost dan broadcast yang valid.


Mari kita simak, analisa-nya seperti ini:

192.168.1.0 adalah kelas C (karena oktet pertama dalam range 192-223) /26 =255.255.255.192=11111111.11111111.11111111.11000000
ket: karena jumlah bilangan biner dari subnet mask diatas cuman 24 maka ditambah 2 lagi pada subnet mask yg terakhir (host ID)

karena kelas C, kita akan menggunakan di oktet terakhit.

Jumlah subnet = 2 pangkat x, (x adalah banyaknya Biner 1 pada oktet terakhir subnet mask)

jadi jumlah subnet adalah 2 pangkat 2 = 4 subnet



Jumlah Host per subnet
 = 2 pangkat y dikurangi 2 (y adalah jumlah binary 0 pada oktet terakhir subnet mask)

Jadi jumlah Host per subnet
 adalah 2 pangkat 6 dikurangi 2 = 64-2=62


Blok subnet
 = 255 dikurangi angka desimal oktet terakhir subnet mask

blok subnet-nya = 256-192 = 64, 64+64 = 128, 128+64 = 192

jadi jumlah seluruh blok subnet = 0,64,128,192

blok subnet ke 1 = 192.168.1.0
blok subnet ke 2 = 192.168.1.64
blok subnet ke 3 = 192.168.1.128
blok subnet ke 4 = 192.168.1.192



Host dan broadcast yang valid sebagai berikut:

-host pertama adalah satu angka setelah subnet
-host terakhir adalah satu angka sebelum broadcast
-broadcast adalah satu angka sebelum subnet berikutnya


Subnetting
Sampailah kita pada pokok pembahasan dalam tulisan ini yaitu metode CIDR, berhitung IP address dengan ini banyak digunakan dan sangat membantu dalam proses pembagian IP address, banyak tulisan yang membahas cara ini seperti di CCNA-CNAP, khususnya dalam soal-soal ujian yang dilakukan oleh cisco, Pada kesempatan ini yang akan kita lakukan adalah perhitungan subnetting lanjutan atau yang dikenal dengan VLSM (variable length Subnet Mask), namun sebelum kita membahas VLSM ada baiknya kita sedikit meriview tentang subnetting menggunakan CIDR. Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai. Sebelum kita melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR berikut ini adalah nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan Sumber table dibawah berasal dari.

Subnet Mask
CIDR
Subnet Mask
CIDR
255.128.0.0
/9
255.255.240.0
/20
255.192.0.0
/10
255.255.248.0
/21
255.224.0.0
/11
255.255.252.0
/22
255.240.0.0
/12
255.255.254.0
/23
255.248.0.0
/13
255.255.255.0
/24
255.252.0.0
/14
255.255.255.128
/25
255.254.0.0
/15
255.255.255.192
/26
255.255.0.0
/16
255.255.255.224
/27
255.255.128.0
/17
255.255.255.240
/28
255.255.192.0
/18
255.255.255.248
/29
255.255.224.0
/19
255.255.255.252
/30

Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana :
- untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktet terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0
- untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktet terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0
- untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktet terakhir karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0 


untuk lebih jelasnya dapat kita lakukan perhitungan pada contoh IP Address berikut ini :

diketahui IP Address 130.20.0.0/20 yang ingin diketahui dari suatu subnet dan IP Address adalah ;
1. Berapa jumlah subnet-nya ?
2. Berapa jumlah host per subnet ?
3. Berapa jumlah blok subnet ?
4. Alamat Broadcast ?
Untuk dapat menghitung beberpa pertanyaan diatas maka dapat digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
- Untuk menghitung jumlah subnet = (2x)
(2x) = (24) = 16 subnet
Dimana x adalah banyak angka binary 1 pada subnet mask di 2 oktat terakhir : 130.20.0.0/20, yang kita ubah adalah /20 menjadi bilangan binary 1 sebanyak 20 digit sehingga (banyaknya angka binary 1 yang berwarna merah) dan jumlah angka binary pada 2 oktat terakhir adalah 4 digit
/20
11111111
11111111
11110000
00000000
Decimal
255
255
240
0
- Untuk menghitung jumlah host per subnet = (2y-2)
(2y-2) = (212-2) = 4094 host
Dimana y adalah banyaknya angka binary 0 pada subnet mask di 2 oktat terakhir (banyaknya angka binary 0 yang berwarna hijau) dan jumlah angka binary pada 2 oktat terakhir adalah 12 digit
/20
11111111
11111111
11110000
00000000
Decimal
255
255
240
0
- Untuk menghitung jumlah blok subnet = (256-nilai decimal 2 oktat terakhir pada subnet) sehingga =
(256-240)= 16
0 16 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 192 208 224 240
Hasil pengurangan tersebut kemudian menjadi nilai kelipatan sampai nilainya sama dengan nilai pada 2 oktat terakhir di subnet mask, yaitu : 16+16 dan seterusnya hingga 240, kelipatan 16 adalah :
0 16 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 192 208 224 240
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat kita simpulkan :
Untuk IP Address 130.20.0.0/20
Jumlah subnet-nya = 16
Jumlah host per subnetnya = 4094 host
Jumlah blok subnetnya sebanyak 16 blok yaitu
16 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 192 208 224 240

Comments

Popular posts from this blog

Pengumpulan Tugas Kelas XI TKJ - 2021-2022

Berdasarkan pembelajaran luring dari saya atas nama Pratama Gilang Firmansyah, S.Kom., MM silakan anda untuk mengunjungi Link berikut untuk melakukan pengumupulan tugas  dan yang saya sampaikan tadi  1.  Pengumpulan Tugas  Untuk siswa kelas XI Teknik Komputer dan jaringan silakan mengumpulkan tugas pada link dibawah ini sesuai dengan link yang sudah saya bagikan  Disini      Terima kasih  Wassalamualaikum wr.wb

Membuat topologi jaringan menggunakan routing static dengan cisco packet tracer

  Apa yang dimaksud routing static ? Static Routing atau Routing statis adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static merupakan pengaturan paling sederhana dalam suatu jaringan komputer. Nah, disini kita akan belajar contoh penggunaan dari routing static tersebut. Contohnya seperti yang akan kita lakukan dibawah, selamat belajarr :) Buka aplikasi cisco packet tracer kemudian kita letakkan 2 router, 2 switch dan terdapat 2 PC pada masing-masing router. Pada gambar dibawah, hubungkan PC dengan Switch dan Router dengan Switch. Untuk menghubungkan Router dengan Router kita menggunakan kabel Cross. Pada gambar dibawah terdapat beberapa kab e l untuk menghubungkan sebuah jaringan yang bisa dilihat di cisco packet tracer. Namun untuk menghubungkan perangkat yang berbeda device, contohnya seperti PC dan Switch digunakan kabel Straight, namun jika perangkat sama seperti Router dengan router maka digunakan k