Pada zaman dahulu, ada seorang Ratu yang melahirkan
seorang putri cantik dengan pipi merah, kulit putih dan rambutnya hitam lebat.
Bayi itu diberi nama Putri Salju.
Namun sungguh malang nasib Putri Salju, ibunya tidak
dapat menemani lebih lama di dunia ini. Sang Ratu meninggal dunia dan ayahnya
menikah lagi. Ratu baru ini cantik, namanya Ratu Elvira, tetapi sifatnya penuh
iri dan dengki. Hanya mementingkan dirinya sendiri.
Ratu Elvira mempunyai sebuah benda ajaib yang paling
disayanginya yaitu sebuah cermin ajaib. Setiap hari ia bertanya kepada
cerminnya,
“Cermin kaca benggala, siapa wanita yang tercantik di
dunia?”
“Ooo, Ratu, engkaulah wanita paling cantik di dunia!”
jawab cermin ajaib itu.
Tetapi, Putri Salju semakin hari semakin besar dan setiap
hari menjadi semakin cantik. Pada suatu hari, sang Ratu lagi-lagi bertanya
kepada cermin ajaibnya,
“Cermin kaca benggala, siapa wanita yang tercantik di dunia?”
Kali ini cermin ajaib memberi jawaban lain, “Ooo, Ratu,
Putri Salju lah wanita yang paling cantik di dunia!”. Seketika itu juga wajah
sang Ratu menjadi cemberut, pucat dan marah.
Sejak peristiwa itu, Ratu sangat membenci Putri Salju,
sedangkan Putri Salju semakin hari semakin cantik. Dengan rasa marah, sang Ratu
memanggil seorang pemburu,
“Bawalah Putri Salju ke hutan,” perintahnya.
“Bunuh dia dan bawa jantungnya kepadaku.”
Pemburu itu membawa Putri Salju ke hutan, tetapi ia tidak
sampai hati untuk membunuhnya.
Cerita Dongeng putri salju dan 7 kurcaci
“Larilah dan
jangan kembali.” bisik si pemburu itu kepada Putri Salju.
“Oh, terima kasih Pak Tua, aku tidak akan melupakan budi
baikmu ini.” ujar Putri Salju.
Putri Salju tak tahu jalan dan ia sangat takut.
“Oh, kemana aku harus pergi?” tangisnya.
Ia terus berjalan seorang diri. Hutan yang lebat
membuatnya merasa takut. Akhirnya, ia melihat sebuah pondok di tempat terbuka.
Ia menghampiri pondok itu dan mengintip ke dalam. Ruangannya kecil dan aneh!
Ada tujuh kursi kecil dan tujuh piring kecil. Di sepanjang dinding ada tujuh
ranjang kecil. Tidak ada orang. Karena diluar dingin sekali maka Putri Salju
masuk ke pondok itu, lalu berbaring di salah satu ranjang. Karena kecapekan
akhirnya ia tertidur.
Putri Salju segera tidur pulas. Ia tidak tahu bahwa
pondok itu milik tujuh kurcaci yang bekerja di tambang sepanjang hari. Ketujuh
kurcaci itu adalah
Doc , kurcaci yang paling tua dan bijaksana diantara
temannya. Dia adalah pemimpin dari kurcaci ini. Ciri yang paling mudah terlihat
adalah kacamata dan janggutnya yang tebal dan panjang
Dopey, walau diberi nama panggilan dopey oleh kurcaci
lainnya namun tidak berarti dia bodoh. Kurcaci ini memiliki sifat lugu dan
kekanakan. Dia tidak pernah berbicara.
Sleepy, kurcaci yang suka tidur. Namun walau demikian,
dia seorang kurcaci pekerja yang rajin.
Grumpy, kurcaci pemarah. Dia selalu menggerutu. Namun
demikian, hatinya baik.
Sneezy, kurcaci yang memiliki kebiasaan bersin dalam
situasi tertentu.
Happy, kurcaci yang selalu gembira.
Bashful, kurcaci pemalu. Ketika malu, dia selalu memilin
jenggotnya sambil tersenyum malu. Walau pemalu, tapi Bashful adalah kurcaci
pemberani.
Pada saat mereka pulang dan menyalakan tujuh lilin,
“Astaga ! Ada orang di sini !” seru salah satu kurcaci.
Ia terkejut ketika melihat Putri Salju tidur di ranjang.
Karena seruan itu akhirnya Putri Salju terbangun dari
tidurnya dan ketujuh kurcaci itu segera datang mengerumuninya.
“Cantik sekali gadis ini ! “ kata mereka.
Lalu Putri Salju bercerita tentang ibunya, Ratu yang
jahat. Setelah bercerita, gadis itu menjadi sedih sehingga ia mulai menangis….
“Cup, cup, cuuuup……!” kata si kurcaci yang baik itu.
“Tinggallah bersama kami. Disini engkau aman dari wanita
jahat itu.”
Putri Salju dengan senang hati menerima tawaran itu.
Di istana, lagi-lagi Ratu berdiri di depan cermin
ajaibnya. Ia tidak tahu kalau si pemburu itu sebenarnya tidak menjalankan
perintahnya. Jantung yang diperlihatkannya itu adalah jantung binatang buruan,
bukan jantung Putri Salju.
Sambil mengusap tangan dengan penuh rasa puas, Ratu
tersenyum dan berkata,
“Cermin kaca benggala, siapa wanita yang tercantik di
dunia?”
Tak terduga cermin ajaib itu menjawab, “Ooo, Ratu, Putri
Salju lah wanita yang tercantik di dunia!”
“Hah, Apa? Bukannya Putri Salju sudah mati dibunuh oleh
pemburu itu?” sang Ratu balik bertanya pada cermin ajaib.
“Belum Ratu, Putri Salju belum mati. Si pemburu tidak
jadi membunuh Putri Salju. Jantung yang dibawa oleh si pemburu adalah jantung
binatang buruan.”
“Lalu dimana Putri Salju sekarang berada?” sahut sang
Ratu.
“Di tengah rimba, tempat kediaman tujuh kurcaci,
disanalah Putri Salju berada.”
Dengan rasa marah, sang Ratu menyusun rencana jahat untuk
mencelakakan Putri Salju.
Keesokan harinya, ketujuh kurcaci berangkat ke tambang
tempat mereka bekerja. Putri Salju merapikan pondok itu sambil bersenandung. Ia
menyapu dan mengepel lantai, juga membersihkan perabotan rumah tangga.
Tak lama kemudian, seorang nenek-nenek mengetuk pintu.
Dialah sang Ratu yang menyamar sebagai wanita tua penjual keliling.
“Lihatlah barang-barang bagus ini, nak.” katanya sambil
tertawa-tawa kecil.
Putri Salju begitu terpesona dengan barang-barang yang di
bawa oleh si wanita tua itu.
“Cobalah yang ini. Pita ini sangat cocok kamu pakai dan
serasi dengan baju yang kamu pakai.”
Karena terpesona, Putri Salju membiarkan wanita tua itu
mengikatkan pita merah jambu di lehernya untuk dicobakan. Tiba-tiba wanita tua
itu mengetatkan ikatannya ! Putri Salju tercekik dan jatuh ke tanah. Para
kurcaci menemukan Putri Salju tergeletak hampir mati. Mereka melepaskan pitanya
dan gadis itu bisa bernafas lagi. Esok paginya ia sudah sehat kembali.
“Penjaja itu si Ratu jahat,” kata kurcaci.
Dan sebelum para kurcaci berangkat kerja, mereka berpesan
agar jangan membukakan pintu bagi orang yang tak dikenal. Sementara itu,
lagi-lagi cermin ajaib memberi tahu Ratu bahwa Putri Salju belum mati. Ratu pun
marah dan ia menyamar lagi, sekarang ia menyamar sebagai nenek ramah penjual
sisir.
Lagi-lagi, Putri Salju hampir mati sebab sisir itu
beracun. Kali ini para kurcaci menjadi geram.
“Siapapun tidak boleh masuk rumah,” kata mereka tegas.
Ketika Ratu mengetahui dari cermin ajaib bahwa ia gagal
lagi, kemarahannya memuncak. Ia bertekad untuk membunuh Putri Salju.
Keesokan harinya, Ratu menyamar lagi dan kali ini ia
membawa sekeranjang buah apel yang beracun. Ia mengetuk pintu pondok kurcaci.
“Pintunya tidak usah dibuka, anak manis,” katanya licik.
“Tetapi cobalah apel yang matang ini. Rasanya sangat
segar dan nikmat sekali !”
Putri Salju tidak curiga pada apel merah ranum itu dan
menggigitnya sepotong besar. Hanya beberapa saat setelah ia menggigit apel itu
tubuhnya kejang lalu jatuh tersungkur ke lantai.
Ketika para kurcaci pulang sore hari, mereka menemukan
Putri Salju tergolek di lantai. Segala usaha untuk menyelamatkannya sia-sia
saja. Ia tergeletak diam dan dingin.
“Kita telah kehilangan gadis paling cantik di dunia,”
ratap mereka sedih.
Sementara itu, jauh di istana, Ratu berdiri penuh
keangkuhan di depan cerminnya.
“Cermin kaca benggala, siapakah wanita yang tercantik di
dunia?”
“Ratu Elvira, wanita tercantik di dunia,” jawab cermin
ajaib.
Para kurcaci tidak dapat berpisah dengan Putri Salju.
Pipinya masih merah, kulitnya seputih salju, dan rambutnya sehitam kayu eboni.
Oleh karena itu, para kurcaci membuat sebuah peti dari kaca dan dengan penuh
kehati-hatian mereka membaringkan Putri Salju di dalamnya.
Gadis yang terbaring itu tampak seolah-olah sedang tidur
saja. Siang malam para kurcaci berjaga di samping peti. Pada suatu petang,
lewatlah seorang Pangeran muda. Begitu melihat Putri Salju, ia jatuh cinta.
“Aku mohon pada kalian, ijinkan aku membawanya pulang ke
istanaku. Supaya ia dapat berbaring dengan layak di istana.”
Para kurcaci akhirnya semua setuju.
Dalam perjalanan, menuruni gunung. Pada saat suatu ketika
salah seorang pelayan pengusung peti tersandung, tiba-tiba dari mulut Putri
Salju keluar secuil apel yang selama ini tersangkut di kerongkongannya.
Putri Salju membuka matanya dan memandang Pangeran. Sang
Pangeran tentu saja gembira bukan kepalang. Dengan mata yang berbinar-binar ia
berkata,
“Aku cinta padamu, maukah kau menjadi istriku?”
Putri Salju mengangguk bahagia.
Mereka melambai-lambaikan ketika melihat gadis cantik itu
berangkat dengan Pangeran. Putri Salju akhirnya menikah dengan Pangeran. Mereka
hidup berbahagia hingga hari tua. Sementara itu Ratu Elvira yang jahat akhirnya
mati oleh niat jahatnya sendiri, ketika hendak pergi membunuh Putri Salju. Ratu
Elvira terjatuh ke jurang yang dalam bersama dengan kereta kudanya.
Repost by mypurohith.com
Comments
Post a Comment
terima kasih telah berpartisipasi pada blog kami